Real Madrid bisa dibilang merupakan tim yang paling sukses di
dunia. Bagaimana tidak, berbagai gelar dan raihan jumlah gelar yang
diperolehnya mungkin lebih banyak dibandingkan dengan tim-tim lainnya di dunia.
Hal tersebut menjadi dasar FIFA menempatkan Real Madrid sebagai klub paling
sukses sepanjang abad ke-20 dengan raihan 31 gelar Primera Liga Spanyol, 16
Piala Spanyol, 9 gelar Piala dan Liga Champions, dan 2 trofi Piala UEFA.
Madrid merupakan founding member FIFA, pendiri G-14 (organisasi klub-klub
terkemuka Eropa yang kini tukar nama menjadi Asosiasi Klub Eropa). Selain sarat
akan sejarah, Real Madrid juga terkenal karena kemegahannya dan dihuni oleh
pemain-pemain papan atas dunia. History itulah yang benar-benar telah melekat
dan menjadikan Real Madrid sebagai klub yang paling glamour di jagad raya ini.
Real Madrid dikenal dengan dua nama sebutan, yakni Los
Merengues dan Los Blancos. Namun kedua julukan itu sempat hilang, ketika di
tahun 1980-an wartawan Julio César Iglesias mempopulerkan nama La Quinta del
Buitre. Namun, di masa kepemimpinan Florentinao Perez (2000-2006), Real Madrid
dikenal dengan nama Los Galacticos. La Quinta del Buitre , julukan ini lenyap
bersamaan dengan perginya Butragueno, Michel, dan Martin Vasaquez apda era
90an. Julukan Los Galacticos mengacu pada pemain-pemain bintang yang diboyong
selama rezim Florentino Perez, seperti Luis Figo, Roberto Carlos, Zinedine
Zidane, Ronaldo, David Beckham, serta satu bintang lokal Raul Gonzales. Untuk
semua pemain itu, Perez berani melakukan tindakan kontroversial, salah satunya
memboyong Figo dari Barcelona — seteru abadinya — dengan harga tertinggi. Tak
berapa lama kemudian Madrid menggulingkan rekor pemain termahal Figo, ketika
memboyong Zidane dari Juventus. Kemudian pembelian Davi Beckham yang dapat
mendongkrak sisi popularitas dan penjualan merchandise, sebelum akhirnya lepas
jabatan pada th 2006.
Sejarah singkat
Sebelum 1897, penduduk Madrid tak mengenal sepak bola.
Olahraga ini diperkenalkan sejumlah profesor dan pelajar Institución Libre de
Enseñanza, yang mendirikan Football Club Sky tahun 1897. Klub terpecah menjadi
dua di tahun 1900,yaitu New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Dua
tahun kemudian Club Español de Madrid terpecah lagi, dan menghasikan
pembentukan Madrid Football Club pada 6 Maret 1902. Setelah tiga tahun berdiri,
Madrid FC memenangkan gelar pertamanya dengan mengalahkan Athletic Bilbo di
final Piala Spanyol. Klub ini pula yang menjadi pendiri Asosiasi Sepakbola
Spanyol pada 4 Januari 1909. Saat itu klub dipimpin Adolfo Meléndez.
Tahun 1920, nama klub akhirnya berubah menjadi Real Madrid
oleh Raja Alfonso, yang memberi nama Real, atau Royal, kepada klub itu.
Sembilan tahun kemudian liga sepakbola Spanyol pertama didirikan. Si Putih
meraih gelar Primera Liga Spanyol pertama tahun 1931, tahun berikut meraihnya
lagi, dan menjadi klub pertama yang dua kali berturutan meraih gelar liga.
Tahun 1945 Santiago Bernabeu Yeste menjadi presiden. Di masa kepemimpinannya,
Stadion Santiago Bernabeu dan Ciudad Deportiva dibangun kembali, setelah rusak
pada perang sipil. Tahun 1953, Bernabeu memperkenalkan strategi memboyong
pemain berkelas dunia dari luar negeri. Salah satunya, dan yang paling terkenal, adalah
Alfredo di Stéfano. Jadilan Real Madrid klub multinasional pertama di dunia.
Tahun 1955, Bernabeu bertemu Bedrignan dan Gusztáv Sebes, dan kemudian
membentuk turnamen yang kini bernama Liga Champions. Madrid mendominasi Piala
Champions (nama sebelum liga champions) dengan meraih trofi itu tahun 1956
sampai 1960, dan berhak atas trofi original dan hak mengenakan simbol UEFA
sebagai penghargaan. Tahun 1966, Madrid memenangkan Piala Champions kali keenam
dengan mengalahkan FK Partizan 2-1 di final.
Beberapa sebutan pertandingan-pertandingan panas yang
dimainkan oleh Real Madrid :
El Derbi madrileño
Fans Real Madrid melihat Atletico Madrid sebagai rival. Hal
itu dilatarbrlakangi oleh perbedaan sosial, yakni pendukung Madrid berasal dari
kelas menengah, fans Atletico kebanyakan dari kelas pekerja. Keduanya bertemu
kali pertama pada 21 February 1929 dan Madrid memenangkannya. Rivalitas
keduanya menyita perhatian internasional ketika di tahun 1959 bertemu di
semifinal Piala Champions. Madrid memenangkan leg pertama 2-1 di Bernabeu, tapi
kalah 1-0 di Metropolitano. Laga diulang, dan Madrid menang 2-1.
El Clásico
Rivalitas Real Madrid dengan Barcelona merupakan hasil dari
ketegangan politik Castilians dan Catalan. Madrid adalah pusat pemerintahan dan
keluarga kerajaan. Di era diktator Jenderal Franco, Madrid merepresentasikan
kekuatan centripetal konservatif. Di sisi lain, hampir semua ide modernisasi
politik diperkenalkan di Spanyol dan menguat di Barcelona. Fashion, filosofi,
dan seni, masuk ke Spanyol juga lewat Barcelona, sebelum diterima seluruh
negeri. Rivalitas keduanya tidak hanya berlangsung di Primera Liga Spanyol, tapi
juga di Eropa. Serta tidak hanya di dalam lapangan, tapi juga di semua
aktivitas bisnis olahraga. Di tahun 2000, kepergian Luis Figo ke Real Madrid
memicu kemarahan publik Katalan.
Stadion
Real Madrid telah berpindah stadion beberapa kali. Mereka
pernah bermain di Campo de O’Donnell selama enam tahun, sejak 1912. Kemudian
pindah ke Campo de Ciudad Lineal, yang hanya berkapasitas 8,000 penonton. Pada
17 Mei 1923, Madrid pindah Estadio Chamartín, yang hanya menampung 22.500
penonton. Dua dekade kemudian, Santiago Bernabeu Yeste melihat Estadio
Chamartín tak layak lagi, sehingga Sebuah stadion baru dibangun, dan diresmikan
pada 14 Desember 1947. Stadion itulah yang saat ini dikenal sebagai Stadion
Santiago Bernabeu yang dihuni sampai sekarang ini. Stadion Santiago Bernabeu
semula mampu menampung 120 ribu penonton, tapi dimordenisasi dengan tidak boleh
ada penonton berdiri, menjadi berkapasitas 80.354 kursi. Pada 9 Mei 2006,
Stadion Alfredo Di Stefano diresmikan. Di tempat inilah Madrid menjalani
latihan. Stadion ini berkapasitas 5.000 penonton, dan fans hanya menyaksikan
tim mereka berlatih.
Real Madrid di Era Lima Tahun Terakhir
Dalam lima tahun terakhir, posisi Real Madrid di liga
domestik tergusur seiring dengan kesuskesan Barcelona merajai liga primera, dan
sebagian menjuarai liga champions. Hal itulah yang memacu Real Madrid untuk
selalu membeli pemain-pemain top dunia dan melakukan pergantian pelatih silih
berganti. Beberapa pemain top kelas atas dunia didatangkan, seperti ravael Van
Der Vart, Arjen Robben, Xabi Alonso, Kaka, dan yang paling heboh dan
kontroversial adalah Cristiano Ronaldo, yang menjadikannya sebagai pemain termahal
di dunia dengan harga lebih dari Rp 1 triliun rupiah ( Wawww ). Pelatih pun
telah beberapa kali melakukan pergantian, seperti Fabio Capello, Manuel
Palegrini, dan teranyar adalah sosok pelatih sukses kontroversial, yakni Jose
Mourunho. Sejak kedatangan Jose Mourunho, bersamaan dengan hadirnya
pemain-pemain dunia seperti Sami Khedira, Mesut Ozil, Angel Di Maria, dan
pemain veteran Ricardo Carvalho, permainan Real Madrid dan mentalitas pemain
menjadi lebih hidup. Puasa gelar pun akhirnya terobati pada tahun pertama
Mourinho, yakni meraih trofi Piala Raja Spanyol dengan menundukkan Barcelona di
final melalui gol tunggal dari bintang mereka, Cristiano Ronaldo, pada babak
perpanjangan waktu. Di Liga Champions pun Real madrid meraih prestasi dengan
melangkah ke semifinal pertama kalinya dalam beberapa tahun dan mengakhiri
kutukan Tak Pernah Menang lawan Lyon. Sayangnya, langkah Real Madrid terhenti
di semifinal oleh Barcelona, dimana Mourinho menilai adanya konspirasi wasit
pada leg pertama dan kedua semifinal LC itu. Di liga domestik, Real Madrid
berada di peringkat dua di bawah Barcelona, namun mereka dapat sedikit terhibur
dengan gelar el pichichi yang disabet oleh CR7 sekaligus memecahkan rekor gol
dalam satu musim di liga primera dengan raihan 40 gol, WAW. Untuk ukuran satu
tahun kepelatihannya, Jose Mourinho terbilang sukses dengan berbagai
perubahannya itu.
Sumber : http://asalasah.blogspot.com/2012/05/profil-dan-sejarah-tim-real-madrid.html